Resensi Novel Bidadari Bermata Bening
Pendahuluan resensi novel bidadari bermata bening
1. Pendahuluan resensi novel bidadari bermata bening
pada zaman dahulu kalaaaaaDi awal-awal, novel ini menceritakan kesibukan sebuah pesantren di Jawa Tengah. Bagi yang pernah nyantri, kupasan Kang Abik bisa membawanya kembali pada masa lalunya, saat nyantri. Ada rasa gimana gitu? Yah, maklumlah. Saya kan juga pernah nyantri. Bagi yang tidak pernah nyantri, akan tahu dunia pesantren dengan sebenarnya.
Sebagaimana lumrahnya Novel Kang Abik, Novel “Bidadari Bermata Bening” ini sangat religi. Mengajarkan kepada pembaca bagaimana berislam. Bagaimana mendekap Islam. Dengan bahasa santai dan tak menggurui tentunya. Kita dibawa untuk tenggelam dalam keindahan ajaran Islam. Insyaallah, wawasan keislaman kita bertambah.
Lagi, novel ini benar-benar “Menggugah Jiwa”. Dari cerita-cerita yang menakjubkan, kita akan mendapat banyak pelajaran bagaimana mengarungi hidup yang ‘kejam’ ini. Harus digaris bawahi, Ayna memang cantik tiada tara. Matanya bening. Tapi, dia sebatang kara. Ayah meninggal saat dia dalam kandung. Sang ibu juga meninggal saat dia sudah di pesantren. Karena itulah, dia terpaksa menjadi Khadimah.
Ayna hanya memiliki Pakde dan Bude. Namun, mereka jahat setengah mati. Mereka tega menyerahkan Ayna pada ‘setan’. Ayna melewati semua itu dengan kuat. Bahkan pada episode berikutnya, Ayna terluntang-lantung tak karuan. Sampai-sampai makan sisa orang yang dibuang di tong sampah. Dan, pada akhirnya, Ayna menjadi orang sukses.
Sungguh, Novel ini benar-benar membuat saya faham arti kehidupan. Saya jadi faham tentang usaha, tangis, tawa, sukses, berbagi, dan apalah. Terlalu banyak pelajaran hidup dalam novel ini. Silahkan baca !. Insyallah kita akan tambah semangat setelahnya. Semoga !
2. ringkasan novel bidadari bermata bening
Mas Dwy Sadoellah, Guru saya di Pesantren pernah memberi taujihat, “Seringkali orang besar itu dilahirkan dari kesederhanaan”. Saya temukan dawuh beliau itu dalam novel ini. Pada waktu yang lain, beliau berpesan, “Tirakat terampuh untuk mendapatkan istri sholehah dan anak sholeh adalah menjaga kesucian diri mulai sekarang”. Lagi-lagi, saya rasakan tirakat itu dalam novel ini.
***
Tokoh utama dalam novel ini adalah Ayna dan Gus Afif. Dua muda-mudi yang terjerat cinta suci. Awalnya hanya kagum, kekaguman itu menjelma menjadi cinta tiada tara. Bagi Ayna, tidak mungkinlah dia diridai mencintai Gus Afif. Dia hanya seorang khadimah, pelayan ndalem. Sedangkan Gus Afif adalah putra kiainya. Kiai besar pula. Putra kiai biasanya mempersunting putri kiai. Dia pun mencoba membuang rasa dari hatinya.
Gus Afif? Di hati Gus Afif juga terbesit hal yang sama. Bolehkah seorang gus meminang khadimah? Ah, tidak. Gus Afif menepis perasaannya. Dia masih baru lulus MA. Ilmu masih kurang rasanya. Dia berencana berkelana ke Al-Azhar, Cairo. Mencoba melupakan begitu saja rasa yang mulai tumbuh di hatinya.
Beberapa hari berikutnya, Ayna dilamar oleh seorang kiai besar. Sudah duda dan punya anak dua. Kiai itu masih sepupu dengan ibu nyai, ibunda Gus Afif. Setelah istikharah panjang dan pertimbangan matang, Ayna menerima pinangan itu. Dia bersedia menikah dengan kiai yang ditinggal mati oleh istrinya. Bagaimana perasaan Gus Afif? Entahlah.
Yang jelas, pada suatu hari, Gus Afif berkunjung ke rumah Ayna. Ditemani oleh sopirnya. Gus Afif membawa dua hal. Pertama, menyampaikan undangan dari nyai untuk menghadiri resepsi pernikahan Kiai Yusuf Badrudduja, seorang kiai yang pernah melamar Ayna. Ayna tidak jadi menikah dengan kiai Yusuf karena Pakde dan Bukdenya tidak setuju. Kedua, Gus Afif mengungkapkan isi hatinya.
Dalam dialog panjang itu, Gus Afif mengatakan, “Bagaimana kalau Abah dan Ummi aku minta untuk melamarmu untuk menjadi istriku?”
Ayna kaget. Ada rasa tidak percaya di hatinya. Siapa yang tidak mau menikah dengan Gus Afif? Bukahkah diam-diam Gus Afif memang pujaan hatinya? Bukankah dia rela tidak tidur malam hanya karena mencuci baju Gus Afif? Ah, tapi kadang, cinta itu berkorban demi orang yang dicintainya. Kadang, cinta rela nestapa demi orang yang dikasihinya.
Dialog diantara keduanya panjang. Ayna ragu dan Gus Afif meyakinkan. Lalu, terjadilah saling mengungkapkan perasaan diantara keduanya. Kang Badri, Sopirnya Gus Afif yang samar-samar mendengar perbincangan mereka dari luar, tanpa terasa air matanya menetes. Ada haru dalam kisah cinta mereka.
“Baik, secepatnya Ummi akan kemari menjemputmu,”
“Semoga kau datang di waktu yang tepat. Semoga tidak terlambat.”
“Kenapa kau berkata begitu?”
“Tanya ke Ummi (nyai), beliau lebih tau.”
Semoga tidak terlambat? Ya, semoga lamaran Gus Afif tidak terlambat. Sebab, Pakde dan Bukde Ayna ingin menjodohkannya dengan seorang kaya. Masih menunggu lamarannya. Bagaimanakah episode selanjutnya? Bisakah Ayna dan Gus Afif bersatu? Entahlah. Cinta Ayna dan Gus Afif memang berliku. Ada tangis, ada pengorbanan, bahkan ‘sakit’. Tapi ada satu hal yang saya fahami, cinta mereka cinta suci.
3. Pendahuluan novel bidadari bermata bening
ko pertanyaan nya kayak gitu de
4. Menganalisis kaidah kebahasaan teks resensi dalam judul novel saksi mata
Tidak ada terjemahan untuk kosakata Jepang tersebut sehingga membaca hanya bisa mengira-ngira arti dari kosakata tersebut.
5. unsur ekstrinsik yang terdapat dari novel bidadari bidadari surga
saya belum pernah baca novel itu, tapi saya bisa bantu apa aja yang termasuk dalam unsur ekstrinsik:
1. biografi penulis
2. situasi dan kondisi
3. nilai nilai dlm cerita seperti nilai moral, sosial dan budaya
6. Resensi novel sepasang mata indah dah isi nya
Sepasang Mata Indah
Kumpulan naskah lakon Sepasang Mata Indah karya Kirdjomuljo ini diterbitkan. Di dalamnya terdapat empat naskah Kiedjo yang cukup terkenal, taitu: Sepasang Mata Indah, Senja Dengan Dua Kalelawar, Penggali Kapur, dan Penggali Intan. Naskan lakon yang ditulis pada tahun lima puluhan ini masih banyak dimainkan dan dipakai sebagai salah satu naskah latihan ujian akhir teater fakultas seni pertunjukan IKJ dan ISI Yogyakarta Pernyataan Tanggungjawab
Pengarang Kirdjomuljo - Personal Name
Edisi
No. Panggil 808.83 KIR s C.01 ISBN/ISSN 9793092424 Subyek Sastra Indonesia
Klasifikasi 808.83 Judul Seri
GMD Printed Book Bahasa Indonesia Penerbit Gama Media Tahun Terbit 2006 Tempat Terbit Yogyakarta Deskripsi Fisik 182 p.; 21 cm (Label Warna Biru Muda) Info Detil Spesifik
Lampiran Berkas Tidak ada Lampiran Ketersediaan 7072c1808.83 KIR s C.01Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange)Tersedia7072c2808.83 KIR s C.02Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange)Tersedia7072c3808.83 KIR s C.03Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange)Tersedia7072c4808.83 KIR s C.04Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange)Tersedia7072c5808.83 KIR s C.05Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange)Tersedia
7. resensi novel saksi mata karya suparto brata
Judul Novel : Saksi Mata
Pengarang : Suparto Brata
Penerbit : Penerbit Buku KOMPAS
Tebal : x + 434 halaman
Setelah membaca novel yang sangat tebal ini, saya jadi teringat dengan novel Mencoba Tidak Menyerah-nya Yudhistira A.N. Massardhie dan juga novel Ca Bau Kan-nya Remy Sylado. Dalam novel Mencoba Tidak Menyerah, yang menjadi tokoh sentralnya adalah bocah laki-laki berusia sepuluh tahun, sedangkan dalam novel Ca Bau Kan yang telah diangkat ke layar lebar, digambarkan bagaimana keadaan Jakarta, kota era zaman penjajahan Belanda dengan sangat detail. Lalu apa hubungannya dengan novel Saksi Mata karya Suparto Brata ini? Dalam Saksi Mata, yang menjadi “jagoan” alias tokoh utamanya adalah bocah berusia dua belas tahun bernama Kuntara, seorang pelajar sekolah rakyat Mohan-gakko dan mengambil latar Kota Surabaya pada zaman penjajahan Jepang dengan penggambaran yang sangat apik, detail dan sangat memikat. Novel setebal 434 halaman ini sendiri sebenarnya merupakan cerita bersambung yang dimuat di Harian Kompas pada rentang waktu 2 November 1997 hingga 2 April 1998.
semoga membantu :)
8. gaya bahasa pada novel bidadari bermata bening
baik,sopan,jelas,singkat,
jelas,baku,mudah dipahami,singkat
semoga membantu
9. Resensi novel sebening air mata kayla
Semua orang tentu paham bahwa jodoh urusan Tuhan. Tidak ada yang tahu, siapa, kapan dan di mana jodoh tersebut. Terlepas dari takdir itu, semua orang pasti berharap orang yang dicintainya-lah yang akan menjadi jodohnya. Inilah kisah menegangkan tentang kepasrahan sejati dalam teka-teki cinta.
Novel Air Mata Nayla; Kaukah Bidadari Itu? ini menyajikan cerita tentang pertualangan cinta yang penuh misteri. Alkisah bermula saat Hanif, seorang pemuda yang mengalami amnesia sangat merasa tersiksa dan harus berjuang keras agar ingatannya kembali. Kejadiaan ini berawal ketika Hanif pergi ke Kalimantan untuk mewujudkan perjodohan yang diinginkan keluarganya. Dalam perjalanan, kapal yang ditumpangi Hanif mengalami kecelakaan hingga membuatnya terdampar dan kehilangan segalanya termasuk ingatannya.
Beruntung masih ada orang yang berbaik hati, Pak Aziz yang menemukannya memberinya nama baru, Ahmad Leonardo. Selain mendapatkan kasih sayang layaknya anak sendiri, Hanif juga disekolahkan di salah satu sekolah terdekat. Di sekolah barunya inilah kisah baru di mulai. Hanif menemukan setitik cinta dalam dirinya. Hanif bertemu dengan seorang gadis cantik bermata indah, Nayla. Wanita tersebut selalu menghiasi hidupnya hari demi hari.
Di saat kisah cinta baru saja di mulai, ingatan Hanif kembali hadir setelah Hanif dianiaya hingga tak sadarkan diri. Kembalinya ingatan Hanif ini harus dibayar mahal dengan hilangnya memori keluarga baru saat amnesia. Keadaan ini membuat Hanif berada dalam suasana yang sangat membingungkan. Pilihan antara harus menjalani perintah dari keluarganya dan menjalani hari-hari indah saat bersama keluarga barunya.
Bayangan tentang Nayla pun belum juga dapat hilang dari benak Hanif, entah kenapa air mata yang meleleh dari kelopak mata gadis itu membuat Hanif terus membeku dalam ketakutan. Hati kecil yang tengah sepi selalu berbisik dalam takut (halaman 156). Air mata Nayla membuat Hanif sadar bahwa ia sangat mencintai Nayla, hingga tak sampai hati meninggalkannya begitu saja untuk menjemput bidadari lain yang belum pernah ia temui. Kekuatan cinta di balik air mata Nayla Inilah menjadikan Ardiansha mengabadikannya dalam judul novel ini.
Di sinilah ujian paling berat bagi Hanif dalam pengalaman cintanya. Ia dihadapkan pada dua pilihan, antara memilih Nayla atau wanita yang dijodohkan oleh orang tuanya. Ia harus memilih harus taat kepada keinginan orang tuanya atau mempertahankan cintanya bersama Nayla. Perasaan bersalah selalu menggeluti pikiran Hanif kepada Nayla karena telah mengenal dan mencintainya. Akhirnya ia memutuskan untuk meminta maaf kepada gadis bermata indah itu karena harus meninggalkannya. Permintaan maaf Hanif dibalas dengan kata sayang dari Nayla yang diiringi linangan air mata (halaman 194-196).
Berbekal keyakinan dalam hati, tawakkal, kepasrahan, dan berserah diri kepada Sang Pemilik Jagad Raya, Hanif akhirnya memilih berangkat ke rumah kyai Jazuli, ayah dari Neng Afiya, wanita yang dijodohkan oleh keluarganya. Di sinilah buah dari kepasrahan Hanif dalam teka-teki cinta yang dihadapinya mulai nampak. Yakni sebuah kejutan menggemberikan bagi Hanif.
Tiba saatnya yang ditunggu-tunggu, Hanif bertemu Neng Afiya yang akan menjadi pendamping hidupnya kelak. Bergetar hati Hanif saat pandangannya beradu dengan calon bidadarinya yang akan menjadi pelengkap separuh imannya. Bibirnya membisu bahagia, hatinya tak berhenti bertasbih. Seakan mimpi, pandangan Hanif masih terpaku pada sosok anggun nan bersinar wajahnya. Ingatannya langsung mundur mencari nama gadis bermata indah Afiyatul Naylaturrahmah, gadis yang dicintainya itu ternyata gadis yang dijodohkan oleh keluarganya (halaman 314-316).
Pada intinya, novel ini mengajak para pembaca semua untuk memahami hakikat kepasrahan cinta. Di balik kepasrahan sejati inilah terdapat hikmah dan buah kebaikan yang sangat rahasia. Tak ada orang yang tahu, hingga waktunya tiba, ia akan datang dengan tanpa terduga. Banyak sisi positif yang disajikan dari novel setebal 320 halaman ini. Dengan diiringi bait-bait puisi yang sangat memukau membuat novel ini sangat dianjurkan untuk dibaca.
Semua orang tentu paham bahwa jodoh urusan Tuhan. Tidak ada yang tahu, siapa, kapan dan di mana jodoh tersebut. Terlepas dari takdir itu, semua orang pasti berharap orang yang dicintainya-lah yang akan menjadi jodohnya. Inilah kisah menegangkan tentang kepasrahan sejati dalam teka-teki cinta.
Novel Air Mata Nayla; Kaukah Bidadari Itu? ini menyajikan cerita tentang pertualangan cinta yang penuh misteri. Alkisah bermula saat Hanif, seorang pemuda yang mengalami amnesia sangat merasa tersiksa dan harus berjuang keras agar ingatannya kembali.
10. Unsur ekstrinsik dalam novel bidadari bermata bening
Unsur Ekstrinsik: 1. Biografi Penulis 2. Latar Belakang Sejarah dan Sosial Penulis3. Kehidupan dalam bermasyarakat Penulis
Maaf kalau salah :)
11. penokohan pada novel bidadari bidadari surga
Tokoh dan Penokohan
Laisa : pejuang keras, Pemyayang, tegar rela berkorban, kuat, tegas dan mandiri
Mak Lainuri : baik, lemah lembut
Dalimunthe : baik, pintar, rajin, dan penurut
Ikanuri : agak sedikit nakal namun sebenarnya baik
Wibisana : baik, rajin dan sedikit nakal
Yashinta : baik, cantik, suka dengan hewan dan suka berpetualang
12. penokohan pada novel bidadari bidadari surga
Novel Ada Surga di Rumahmu karya Oka Aurora adalah sebuah novel yang sarat akan nilai agama dan akhlak. Disinilah, peneliti tergugah ingin meneliti dengan menganalisis novel ini. Adapun judul penelitian ini adalah Analisis Pendidikan Karakter dalam Novel Ada Surga di Rumahmu Karya Oka Aurora. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang ada dalam novel Ada Surga di Rumahmu, (2) bagaimana metode internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Ada Surga di Rumahmu. Penelitian ini menggunakan riset (penelitian) pustaka atau library research. Peneliti menggunakan data utama yaitu novel Ada Surga di Rumahmu dan mengkomparasikannya dengan literatur-literatur yang relevan dengan nilainilai dalan novel. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan metode analisis isi (Content Analysis).
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang ada sebagai berikut: a) integritas, b) sabar, c) keberanian, d) kasih sayang, e) cinta damai, f) mengambil hikmat/kebijaksanaan, g) impian, dan h) jujur. Sedangkan metode internalisasi karakter pada anak tidak terlepas dari kerja keras orang tua dalam keluarga. Adapun metode yang terkandung dalam novel Ada Surga di Rumahmu yaitu: a) menggunakan kata “tolong,” b) member salam, c) menunjukkan kasih sayang, d) pembagian tugas rumah untuk melatih tanggung jawab, e) mengajari sabar, f) bercerita tentang orang shaleh, g) member semangat, h) membangun komunikasi, i) mendorong untuk berani, j) mendoakan anak-anak untuk kebahagiaan mereka, k) menyemarakan ilmu dalam keluarga.
13. sebutkan tahapan alur dari novel bidadari bidadari surga..
tema,nam bidadari bidadari surga
14. unsur intrinsik novel bidadari bermata bening?
Jawaban
1. Tema
Tema yang diangkat didalam novel ini adalah seseorang yang terlalu menganggap kecantikan adalah segalanya. Hal ini di lihat dari kutipan:
“jika ada delapan gadis Mesir maka yang cantik ada enam belas. Karena banyangannya juga cantik. Aku mungkin terlalu memuja keelokan gadis Mesir. Itulah selera. Selera adalah rasa suka yang muncul begitu saja dalam jiwa dan terkadang susah dipahami.”(hal:20)
Didalam kutipan tersebut kita bisa langsung melihat bagaimana tokoh Aku ini mengidam-idamkan kecantikan wanita mesir.
2. Alur
Alur yang ada didalam novel ini adalah alur campuran atau alur maju-mundur. Setting
3. Setting tempat dalam novel ini ada beberapa seperti di rumah, kontrakan, kamar tidur, Mesir. Untuk setting waktu ada beberapa waktu yang ditemukan didalam novel ini, seperti hari pernikahan, pagi, sore, dan malam.
4. Penokohan
Dalam sebuah novel terdapat yang mengalami peranan dan yang mengisi watak dan karakter yang ada didalam cerita.
- Aku
Tokoh Aku ini seorang laki-laki muda, sedikit tampan, namun lemah dan gampang sakit dan belum menikah. Ia adalah seorang yang penurut, mudah cemas, mengutamakan kecantikan, taat beragama, suka hal-hal yang romantis, diam acuh tak acuh, pencemburu dan setia. Ia adalah seorang dosen yang pernah mengenyam dunia pendidikan di Mesir.
- Raihana
Raihana adalah seorang yang cantik, baby face, dan masih muda usianya sekitar 23 tahun, dan memiliki kulit yang halus. Ia adalah seorang perempuan yang baik, sabar, taat beragama, cekatan menjadi seorang istri, penurut, setia, dewasa, dan pintar. Ia juga seorang yang berpendidikan dan seorang perempuan jawa.
- Ibu
Di dalam novel tokoh ibu ini tidak digambarkan secara jelas tetapi bisa kita bayangkan ia adalah seorang perempuan yang cukup tua mempunyai dua anak yang pertama anak laki-laki yaitu tokoh Aku dan yang kedua adalah perempuan yang bernama Aida, ia adalah adik dari tokoh si Aku. Ia adalah tokoh yang taat beragama sehingga turun kepada anak-anaknya. Dari pekerjaannya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa yang sudah di tinggalkan oleh suaminya meninggal dunia.
- Aida
Tokoh Aida ini adalah adik dari tokoh si Aku yang memberikan keyakinan kepada tokoh si Aku untuk menikahi Raihana yang dijodohkan oleh ibunya kepada si Aku.
- Mona Zaki
Tokoh Mona Zaki ini adalah tokoh yang hadir di mimpinya tokoh Aku, dia adalah artis perempuan Mesir di dalam mimpinya ia adalah saudara Cleopatra yang akan dijodohkan kepadanya.
- Cleopatra
Cleopatra adalah ratu Mesir yang hadir di dalam mimpinya dan yang menjodohkan ia dengan Mona Zaki.
- Qalyubi
Tokoh pak Qalyubi adalah laki-laki yang termasuk sudah berumur dan berkisar 40 tahunan, ia adalah orang yang supel, pintar, dan tergila-gila pada kecantikan, dan ia juga orang yang terpandang di keluarganya karena ia pernah mengenyam pendidikan di Mesir.
5. Amanat
Amanat yang terkandung didalam novel ini adalah kita tidak boleh mengutamakan paras wajah yang cantik atau tampan saja karena semua itu tidak bisa dilihat dari wajahnya saja, ada pepatah mengatakan “don’t judge the book from his cover” jadi kita tidak boleh menilai seseorang dari parasnya saja, karna wajah yang cantik akan pudar dan hati yang cantik takan pernah pudar.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang penulis gunakan di dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama, karena penulis diwakili oleh karakter “aku”.
Kelas: SMA
Mapel: Bahasa Indonesia
Kategori: Unsur Intrinsik Novel
15. unsur intrinsik novel bidadari bermata bening?
Jawab:
1. Tema
Tema yang diangkat didalam novel ini adalah seseorang yang terlalu menganggap kecantikan adalah segalanya. Hal ini di lihat dari kutipan:
“jika ada delapan gadis Mesir maka yang cantik ada enam belas. Karena banyangannya juga cantik. Aku mungkin terlalu memuja keelokan gadis Mesir. Itulah selera. Selera adalah rasa suka yang muncul begitu saja dalam jiwa dan terkadang susah dipahami.”(hal:20)
Didalam kutipan tersebut kita bisa langsung melihat bagaimana tokoh Aku ini mengidam-idamkan kecantikan wanita mesir.
2. Alur
Alur yang ada didalam novel ini adalah alur campuran atau alur maju-mundur. Setting
3. Setting tempat dalam novel ini ada beberapa seperti di rumah, kontrakan, kamar tidur, Mesir. Untuk setting waktu ada beberapa waktu yang ditemukan didalam novel ini, seperti hari pernikahan, pagi, sore, dan malam.
4. Penokohan
Dalam sebuah novel terdapat yang mengalami peranan dan yang mengisi watak dan karakter yang ada didalam cerita.
- Aku
Tokoh Aku ini seorang laki-laki muda, sedikit tampan, namun lemah dan gampang sakit dan belum menikah. Ia adalah seorang yang penurut, mudah cemas, mengutamakan kecantikan, taat beragama, suka hal-hal yang romantis, diam acuh tak acuh, pencemburu dan setia. Ia adalah seorang dosen yang pernah mengenyam dunia pendidikan di Mesir.
- Raihana
Raihana adalah seorang yang cantik, baby face, dan masih muda usianya sekitar 23 tahun, dan memiliki kulit yang halus. Ia adalah seorang perempuan yang baik, sabar, taat beragama, cekatan menjadi seorang istri, penurut, setia, dewasa, dan pintar. Ia juga seorang yang berpendidikan dan seorang perempuan jawa.
- Ibu
Di dalam novel tokoh ibu ini tidak digambarkan secara jelas tetapi bisa kita bayangkan ia adalah seorang perempuan yang cukup tua mempunyai dua anak yang pertama anak laki-laki yaitu tokoh Aku dan yang kedua adalah perempuan yang bernama Aida, ia adalah adik dari tokoh si Aku. Ia adalah tokoh yang taat beragama sehingga turun kepada anak-anaknya. Dari pekerjaannya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa yang sudah di tinggalkan oleh suaminya meninggal dunia.
- Aida
Tokoh Aida ini adalah adik dari tokoh si Aku yang memberikan keyakinan kepada tokoh si Aku untuk menikahi Raihana yang dijodohkan oleh ibunya kepada si Aku.
- Mona Zaki
Tokoh Mona Zaki ini adalah tokoh yang hadir di mimpinya tokoh Aku, dia adalah artis perempuan Mesir di dalam mimpinya ia adalah saudara Cleopatra yang akan dijodohkan kepadanya.
- Cleopatra
Cleopatra adalah ratu Mesir yang hadir di dalam mimpinya dan yang menjodohkan ia dengan Mona Zaki.
- Qalyubi
Tokoh pak Qalyubi adalah laki-laki yang termasuk sudah berumur dan berkisar 40 tahunan, ia adalah orang yang supel, pintar, dan tergila-gila pada kecantikan, dan ia juga orang yang terpandang di keluarganya karena ia pernah mengenyam pendidikan di Mesir.
5. Amanat
Amanat yang terkandung didalam novel ini adalah kita tidak boleh mengutamakan paras wajah yang cantik atau tampan saja karena semua itu tidak bisa dilihat dari wajahnya saja, ada pepatah mengatakan “don’t judge the book from his cover” jadi kita tidak boleh menilai seseorang dari parasnya saja, karna wajah yang cantik akan pudar dan hati yang cantik takan pernah pudar.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang penulis gunakan di dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama, karena penulis diwakili oleh karakter “aku”.
Kelas: SMA
Mapel: Bahasa Indonesia
Kategori: Unsur Intrinsik Novel
Post a Comment for "Resensi Novel Bidadari Bermata Bening"